Lilypie 1st Birthday Ticker

08 January 2008

Hemat Energi

Ada diskusi dari milis IA-ITB mengenai direktur PLN, Ali Herman Ibrahim, yg diberhentikan karena dianggap lalai menangani kelangkaan batubara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Adapun hikmah dari kejadian ini adalah suatu perlunya suatu pemikiran ulang mengenai lokasi PLTU batubara kenapa harus di pulau Jawa, bukannya di lokasi tambang batubara tersebut berada? Coba bayangkan jika program pembangkit 10.000 MW yang sedang dicanangkan bila semuanya beroperasi akan membuat pelabuhan di pulau Jawa akan sangat sibuk bongkar muat batubara. Belum lagi dengan berbagai implikasi lainnya terutama masalah-masalah lingkungan.

Walau demikian, gw ga akan bahas tentang direktur PLN ini dan problematik logistik dari batubara ini. Karena yg bikin gw tertarik adalah komentar dari Pak Pekik A. Dahono. Untuk informasi tambahan saja, Pak Pekik ini adalah salah satu dosen di Teknik Elektro ITB (sekarang namanya STEI ITB - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB). Gw pribadi pernah ngambil salah satu kuliah yg diajar beliau, yaitu Elektronika Daya (ELDA). Beliau mengajar kuliah ini bersama dosen lain, yaitu Pak Agus Purwadi. Gw inget banget karena, kalo ga salah, gw satu-satunya yg dapet A di kuliah ini waktu itu. Kenapa bisa dapet A? Karena kebetulan soal-soal di UAS adalah tidak lain bahan yang gw pelajari waktu Kerja Praktek. Hehehe..

Kembali ke komentar Pak Pekik, beliau bilang bahwa
"Lebih mudah menghemat 1 MW dibanding membangkitkan 1 MW energi listrik. Artinya, orang pulau Jawa harus melakukan penghematan energi listrik secara serius. Saya lihat orang pulau Jawa masih banyak melakukan pemborosan, dan banyak cara untuk menghemat. Alasan tidak mau menghemat klasik kok. Kalau listriknya murah, kenapa mesti menghemat? Jadi pokok permasalahannya ada di subsidi. Kenapa listrik di pulau Jawa harus disubsdi?" Mungkin sering denger promosi PLN untuk menghemat listrik dengan cara mematikan 2 titik lampu (yang tidak digunakan tentunya) setiap harinya. Bayangkan jika setiap rumah di Jawa & Bali melakukan penghematan ini, maka daya yg kita hemat adalah sebesar 762.5 MW (dengan asumsi jumlah pelanggan PLN Jawa & Bali adalah 30,5 juta - data 2004. Jawa & Bali adalah adalah daerah konsumen terbesar listrik di Indonesia). Masuk akal kan logika menghemat listrik lebih mudah daripada membangkitkan?

Gimana caranya menghemat listrik / energi? Banyak..!! Antara lain saran yg dikemukakan Pak Pekik,

  1. TV plasma/LCD atau monitor LCD mengkonsumsi energi 25% dibanding TV atau monitor tabung. Screen saver bukanlah energy saver.
  2. Simpan air panas di termos, jangan pakai dispenser.
  3. Kulkas modern mengkonsumsi energi 20% dibanding kulkas generasi 1980-an.
  4. Penggunaan VSD (Variable-Speed Drive) pada pompa dan fan jauh lebih hemat menggunakan energi dibanding pengaturan dengan valve atau throtle. Dalam banyak kasus, waktu payback kurang dari 2 tahun.
  5. Total owning cost (TOC) lampu hemat energi hanya 20% dari TOC lampu pijar konvensional.
Walau bagaimana pun, kita sekarang sangat bergantung sekali dengan energi yg tidak dapat diperbaharui (energi fosil). Karena tidak dapat diperbaharui, suatu saat sumber energi ini akan habis, oleh sebab itu kita harus berhemat dalam pengunaan energi ini. Dan yang penting lagi, hemat energi tidak identik dengan tanpa lampu, tanpa TV, tanpa AC, atau tanpa hiburan. Kalau itu berguna dan terbukti meningkatkan produktivitas, maka ya boleh untuk digunakan. Marilah kita menghemat pengunaan energi sebagaimana rumus 3M dari Aa' Gym (entah kemana Aa' ini) yang berarti Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal-hal yang kecil, dan Mulai saat ini juga.

0 comments: