Lilypie 1st Birthday Ticker

24 November 2008

Rute berangkat kantor (dari Sudirman Park ke Ratu Prabu 2)

Baru beli Holux M-241 (GPS Logger) kemaren Jumat, langsung dicoba bawa ke Bandung. Pulang pergi dicoba dihidupkan GPS Logger-nya, karena Laptop ditinggal di Jakarta, baru Minggu malem bisa dicoba hasil GPS-nya.

Install driver... done!
Install Holux utility untuk upload data logger dari GPS ke laptop... done!
Convert file .trl ke .kml supaya bisa dibuka di Google Earth.. done!

Dilihat hasilnya... Lumayan... Agak2 akurat juga.. Tapi kok aneh... Goggle Earth mengenali data logger sebagai waypoint yang banyaaaaak... Bukan sebagai Track..??! Waypoint yang banyak ini mungkin akibat setting yang gw pilih di GPS adalah Log by time = 5 detik. Jadi setiap lima detik, alat ini akan mengupdate lokasi, kecepatan, dan elevasi saat itu. Mmmm.. bingung...

Oke lah... Sekarang pengen coba di http://www.everytrail.com/. Karena pernah lihat di blog Pak Rachmad, dimana beliau menggunakan GPS Logger yang sama, dia menampilkan kembali track yang dia tempuh dan grafik kecepatan dan elevasinya. Menurut gw saat itu... cool!! :) Kembali lagi, gw coba upload file .gpx (dikonversi dari file .trl dengan program utility yang sama). Tapi eh...!! Kok data speed dan elevasinya ngga ada... http://www.everytrail.com/ tidak mengenali data speed dan eleveasinya.. Kok aneh ya?

Singkat cerita, besoknya gw coba googling... Trus tiba-tiba lari ke suatu forum, namanya malsingmaps (http://www.malsingmaps.com/forums/viewtopic.php?f=4&t=12053&st=0&sk=t&sd=a). Disana dibilang klo sebenernya Holux Utility itu ada bugnya. Dan disarankan untuk menggunakan NMEA to KMZ (http://homepage2.nifty.com/k8/gps/index.htm#003). Mmm.. gw coba deh.. Di program ini ada pilihan untuk mengubah file .trl ke .gpx, .kml, atau .kmz, dan laen-laen. Ada juga setting-setting yang bisa dipilih. Lalu dapet file .gpx-nya. Diupload ke http://www.everytrail.com/... Dan walaa.. Bisa euy.. Keluar data speed dan elevasinya... Liat aja di bawah.. Ini data gw tadi pagi berangkat dari apartemen ke kantor..

Sudirman Park to Ratu Prabu 2

Map created by EveryTrail:GPS Geotagging

Keren ya?? Ntar pas pulang cobain lagi aah....

16 September 2008

Nikon D90 sudah ada di website nikon.co.id

Akhirnya... website nikon.co.id sudah diupdate. Nikon D90 dan lensa baru AF-S DX Nikkor 18-105mm f/3.5-5.6G ED VR (lensa kit D90) sudah ada diantara sekian banyak produk Nikon. Tapi sampai saat ini, kamera ini belum tersedia di toko-toko kamera di Indonesia. JPCKemang sudah menampilkan kamera D90, tapi harganya belum ada.

Kira-kira sebelum Lebaran nanti udah ada belum ya? Tapi kalo udah ada pasti harganya masih mahal banget ya?? Atau langsung upgrade D300 ya?

Uh... Godaan-godaan.. Bukannya setan itu dibelenggu di bulan suci Ramadhan ini? Tapi godaan tetap aja banyak. Hehehe...

29 August 2008

Bank Mandiri penipu!!

Hari ini, Jumat, 29 Agustus 2008 sekitar pukul 1.40 waktu setempat, iseng-iseng buka Internet Banking Mandiri.. liat gaji udah masuk belum. Tapi ternyata belum juga euy.. :(

Tapi bukan ini inti postingan gw kali ini. Beberapa waktu yang lalu, pernah posting tentang bunga bank yang menurun. Karena tabungan gw yang 'aktif' di Bank Mandiri, jadi bunga Bank Mandiri yang gw ambil contoh waktu itu. Dan gw hitung-hitung berapa nilai tabungan minimal untuk menutupi dari rugi-rugi biaya administrasi. Jadi kira-kira tanggal 5 Maret 2008, bunga Bank Mandiri seperti gambar di bawah ini.

Tapi hari ini, gw cek lagi di website Bank Mandiri, eh! Bunga Bank Mandiri ternyata turun lagi.. Berapa? Liat aja di gambar bawah..

Ternyata bunga Bank Mandiri turun rata-rata 0.25%. Lho? kenapa ya? kok makin turun.. liat dari website Bank Indonesia, Bank Indonesia sekarang sudah menaikkan BI Rate dari 8% pada tanggal 6 Maret 2008 menjadi 9% pada tanggal 5 Agustus 2008. Ada kecenderungan bank untuk lebih cepat menyesuaikan akan penurunan BI rate dibandingkan kenaikan BI rate. Sungguh tidak adil bagi para nasabahnya. Kasian deh gw..

Tapi sekali lagi... bukan karena itu juga gw bilang Bank Mandiri penipu.. Gw bilang Bank Mandiri penipu karena tidak bisa komitmen dengan websitenya sendiri.

Lho? Emang kenapa san?

Ya... liat aja... di gambar pertama yang gw post sekitar awal Maret, terlihat bahwa tanggal berlaku untuk suku bunga gambar pertama adalah 25 February 2008 sampai 31 Agustus 2008. Sedangkan di gambar kedua berlaku dari 16 July 2008 sampai 16 Agustus 2008. Lho? Aneh kan? Suku bunga yang pertama masih berlaku kok tiba-tiba diganti dengan suku bunga yang lain. Terlebih lagi... suku bunga kedua kok masih berlaku... sekarang kan udah tanggal 29 Agustus 2008. Jadi? Kita ngga dapat bunga bulan Agustus nanti?

Ya.. memang sih.. kita-kita ngga terlalu mengharapkan bunga. Bahkan ada yang bilang bunga itu riba'. Klo gw... menurut gw bunga itu uang bagi hasil. Karena bank pake uang kita untuk dipinjamkan kepada orang lain. Hehehe... Walau demikian... bank-bank juga mestinya harus menghargai para nasabahnya... jangan ditipu-tipu lah... giliran nurunin bunga tabungan atau menaikkan bunga pinjaman.. cepeeet... tapi sebaliknya... ngga.

Capeee' deeee....

27 August 2008

Akhirnya datang juga Nikon D90

Yipeee... Nikon D90 resmi di-release hari ini, 27 Agustus 2008.

Bisa dilihat di-http://www.dpreview.com/previews/nikond90 atau di- http://www.kenrockwell.com/nikon/d90.htm untuk reviewnya.

Secara spesifikasi sih ada peningkatan dibandingkan dengan Nikon D80. Berikut spesifikasinya...

  • 12.9 megapixel DX-format CMOS sensor (effective pixels: 12.3 million)
  • 3.0-inch 902,000 pixel (VGA x 3 colors) TFT-LCD (same as D3 and D300)
  • Live View with contrast-detect AF, face detection
  • Image sensor cleaning (sensor shake)
  • Illuminated focus points
  • Movie capture at up to 1280 x 720 (720p) 24 fps with mono sound
  • IS0 200-3200 range (100-6400 expanded)
  • 4.5 frames per second continuous shooting (buffer: 7 RAW, 25 JPEG fine, 100 JPEG Normal)
  • Expeed image processing engine
  • 3D tracking AF (11 point)
  • Short startup time, viewfinder blackout and shutter lag
  • Slightly improved viewfinder (96% frame coverage)
  • Extensive in-camera retouching including raw development and straightening
  • Improved user interface
  • New optional compact GPS unit (fits on hot shoe)
  • Same battery and vertical grip as D80
  • Vignetting control in-camera
  • 72 thumbnail and calendar view in playback
Yang menarik sekarang Nikon D90 bisa merekam gambar bergerak (video) dengan kualitas 720p. Ya.. tapi munkin fitur ini ngga terlalu gw pake.

Masalah berikutnya... berapa ya harganya.. kira-kira sebanding ngga ya? Atau gw langsung loncat ke D300 aja ya? Jadi bingung lagi...

20 August 2008

Titik terang untuk Nikon D90


Hari ini... 20 Agustus 2008, titik terang Nikon D90 akhirnya mulai kelihatan, walau masih redup. Namun demikian, kata-kata dari website Ken Rockwell ini cukup membuat hati agak tenang.. Hehehe.. Coba kita lihat saja dalam beberapa hari kedepan. Tapi mungkin untuk para penunggu Nikon D90 di Indonesia harus bersabar beberapa waktu lagi, karena biasanya setelah kamera di-announce secara resmi, kita baru bisa mendapatkannya dalam waktu 1 bulan kemudian.

18 August 2008

Peta Jakarta (versi Gunther W. Holtorf)

Mau keliling Jakarta tapi ngga jalan? Ya.. beli peta dong! Ngga punya duit? Ya download... Hehehe..

http://rapidshare.com/files/138232152/Peta_Jakarta_2005.rar

Nikon D90 on Photokina 2008

Juli.. Agustus.. September..!! Iya, isu-isu santer atau gosip yang sangat gw tunggu-tunggu saat ini adalah tentang Nikon D90 yang katanya akan direlase saat Photokina 2008 pada tanggal 23 - 28 September 2008 nanti di Jerman sana.

Walau masih isu/gosip, tapi sudah banyak bukti-bukti yang menunjukkan adek D80 ini akan keluar. Salah satu website yang secara detail membahas tentang isu-isu ini adalah http://nikonrumors.com

Untuk gw sendiri, gw sedang dalam kebimbangan.. Setelah dengan sukses melepas D80 ke adek gw, maka dengan ini gw dengan bangga gw bilang bahwa gw 'single, available, and looking for new DSLR camera'.

Pilihan gw sejauh ini adalah D300, tapi sayang budgetnya agak tipis..
Bukan berarti ngga ada duit, tapi tahun ini gw harus hati-hati mengatur budget yang kurang penting, karena gw juga harus siapin budget untuk hal-hal yang lebih penting seperti kelahiran anak pertama gw dan uang DP rumah. :)

Makanya isu-isu tentang release-nya D90 ini salah satu hal yang gw selalu ikuti.. Gw harap D90 dan D300 ini akan sama seperti D80 dan D200. Atau dengan kata lain, kita bisa dapet spesifikasi dari D300 dengan performansi sedikit lebih rendah dan cocok untuk budget terbatas seperti gw.

Oke... September... Can't hardly wait..!!

23 May 2008

Speculation about new Nikon camera (D80s/D90?)

28 Januari 2004 - Launching Nikon D70

next 16 months...

20 April 2005 - Launching Nikon D70s

next 16 months...

9 August 2006 - Launching of D80

and another 16 months...

someday on January 2008 - Launching of D80s / D90?? Not happened.. Hehe..

There is still no news about low-end DSLR after D3 and D300 launching on last August 2007. Some rumors that there is new Nikon camera, whether D80s or D90, will launch on June 2008. And even some people make speculation about this new camera specifications, like this one I copy from this website.

  • 12 Megapixel APS-C sized CMOS sensor (identical to the D300 sensor)
  • D80 body (plastic, no wheather seals) and viewfinder
  • D200 AF sensor (11-points, 1 cross type)
  • 4 fps continious shooting
  • 3.0” 922K LCD (This may require body design change)
  • No Live View
  • Anti-Dust
  • Improved high ISO performance with the CMOS sensor
  • Improved metering
  • Improved battery life
  • $1000-$1200 price range
Hmmm... Looking forward to see this new camera.

Kemana aja san?!

Waaa.... dah lama ngga nulis. Ada yang kangen ngga ya? Hehehe... Beberapa waktu belakangan ini, kesibukan Irsan cukup banyak di kantor. Jadi ngga punya banyak waktu untuk nulis.

Sekarang juga mungkin ngga nulis panjang-panjang. Cuman mau menginformasikan beberapa blog/website yang belakangan Irsan sering kunjungi.

Priambodo Prayitno's Site - http://djawatempodoeloe.multiply.com/
Entah kenapa, beberapa tahun belakangan ini, Irsan sangat suka foto-foto tua atau tempo dulu.. Atau kata gaulnya Jadul! Di website ini, kita bisa lihat foto-foto dari kartu pos jaman dulu di daerah Jakarta (Batavia), Bandung, Bogor (Buitenzorg), Surabaya, dll.

Kelebihan dari website/blog ini, selain koleksinya yang cukup banyak, setiap koleksi fotonya kita bisa melihat ulasan yang cukup detil dari tiap foto / kartu posnya. Really!! Irsan acungin 4 jempol Irsan untuk kedetilan dan wawasan yang luas dari mas Priambodo.

Nice and recommend to visit website.

Palembang Daily Photo - http://kotapalembang.blogspot.com/
Blog ini menampilkan foto-foto keseharian di kota Palembang dari sudut pandang penulis blog, Zanial Mazalisa, atau yang sehari-hari selalu dipanggil Nayel. Objek-objek yang selalu difoto seperti makanan Palembang, jembatan Ampera, di sekitar daerah Benteng Kuto Besak, macet di jalan Jend. Sudirman, masjid-masjid di Palembang, dan beberapa event di kota Palembang.

Sebagai seorang yang dibesarkan di Palembang sampai SMA, blog ini cukup membayar sebagian kerinduan Irsan akan Palembang. Uuuh... jadi pengen makan pempek dan model.. Hehehe..

JPCKemang.com - http://www.jpckemang.com/ & Toko Camzone - http://www.tokocamzone.com/
Klo ini sih, biasanya cuman mau melihat update harga kamera Nikon D300. Kapan turun di bawah 10 juta.. Hehehe..

05 March 2008

Bunga bank menurun....

Awal bulan Maret 2008 ini, gw mendapat kejutan. Sewaktu gw memeriksa rekening tabungan Bank Mandiri melalui Internet Banking, ternyata besar bunga bank yg gw terima tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya.

Ada apa gerangan? Jumlah tabungan gw kurang lebih tidak jauh berbeda dengan bulan lalu. Tapi bunga yg gw dapet lebih kecil (kurang lebih) 25% dari bulan lalu. Dugaan pertama gw adalah suku bunga bank yg menurun. Langsung saja gw cek website Bank Mandiri untuk melihat suku bunga yg berlaku saat ini. Gw kutip aja gambarnya dari websitenya.

WTF!! Ternyata bener! Seingat gw, sebelumnya bunga yg gw terima adalah sekitar 3,75% - 4% (gw ga ingat secara pasti). Sekarang, untuk mendapatkan tingkat bunga yang sama, uang tabungan gw harus mencapai 1 Miliar. Yang mana ngga mungkin gw punya tabungan 1 Miliar, toh kalau pun punya duit sebanyak itu, ngga akan gw simpan di dalam Bank. Pasti gw investasikan ke hal-hal yg lain.

Concern gw berikutnya adalah, walau tingkat bunga tabungan merangkak turun (ya.. ini kan akan beriringan dengan turunnya suku bunga SBI), tapi di sisi lain, tarif layanan (biaya administrasi) malah merangkak naik. Bisa-bisa, menabung di Bank bukan malah untung. Pertama, nilai uang kita akan menurun oleh inflasi, lalu kedua uang kita di Bank akan semakin habis 'dimakan' biaya administrasi.

Gw punya itung-itungan kecil disini, yaitu berapa jumlah uang tabungan minimal sehingga jumlah bunga bisa menutupi biaya administrasi Bank. Oke, dari website Bank Mandiri bisa kita ketahui bahwa biaya adalah Rp 9.000 /bulan. Suku bunga Bank Mandiri bisa kita ketahui dari gambar di atas. Jangan lupa, bunga di Bank Mandiri dikenakan pajak sebesar 20% dari pendapatan bunga (S**t!!) Lalu untuk menutupi Rp 9.000/bulan, maka tabungan kita setidaknya ada di range 5 - 50 juta. Karena dengan uang kurang dari 5 juta, bunga yg kita dapatkan maksimal hanya Rp 8.333,33 (belum dikurangi bunga).

Untuk range 5 - 50 juta, suku bunganya adalah 2.75%. Jadi hitungan matematisnya kurang lebih seperti ini.

X . (2.75% p.a.) / 12 (bulan) . (1-20% (pajak)) = 9000 (biaya administrasi)

Dimana X adalah jumlah tabungan dimana pendapatan bunga dikurangi pajak akan sama dengan besar biaya administrasi. Klo kita coba selesaikan persamaan diatas, akan didapatkan X=4,9 juta atau 5 juta. Jadi minimal harus punya 5 juta untuk menutupi biaya administrasi.

Hhmm.. klo keadaan gw sekarang sih tidak terlalu khawatir.. Tapi gw coba kembali berpikir klo gw masih mahasiswa.. Uang saku sebulan gw pasti bakal habis dimakan biaya administrasi.

04 March 2008

Ternyata IM3....

Ga lama berselang setelah gw post blog gw sebelum ini tentang tarif XL yg akan berlaku 5 Maret 2008 ini, ternyata gw googling dan menemukan ternyata IM3 sejak 3 Maret 2008 telah memberlakukan tarif sejuta nol.. atau Rp 0,00000..... /detik. Wah?! Ketinggalan berita banget gw.

Sama seperti sebelumnya, gw coba mencari informasi resmi di website IM3. Tapi gw pun tetap kesulitan mencari info tentang tarif 'sejuta nol' ini. Satu-satunya info yg gw temukan adalah salah satu blog yg namanya kotamobagu.

Skema tarifnya, klo gw mencoba pahami dari blog itu (semoga gw ga salah mengerti), sama seperti sebelumnya (baca tarif IM3 Rp 0,01/detik dari blog gw sebelumnya di sini) tapi menurut dia, pola hitungan tarif tidak berubah.., sama seperti skema tarif Rp 0,01/detik, dimana untuk menelpon sesama Indosat, Rp 25/detik untuk 90 detik pertama dan selanjutnya Rp 0,01/detik, atau dalam hal promo ini adalah sejuta nol (Rp 0,000000... /detik). Mmm.. Secara matematis sih, ga jauh beda memang. Nilai 0,01 (tarif promo) dan 25 (tarif 90 detik pertama) itu perbedaannya sangat signifikan (0,04%) sehingga pengaruhnya sangat minimal. Lihat saja grafik perbandingan tarif yg sudah gw bikin sebelumnya. Bisa dilihat, gradien untuk IM3 setelah 90 detik itu cenderung mendekati 0 atau garis mendatar.

Jadi sebenarnya... mau tarif Rp 0,01/detik atau 'sejuta nol', ya... ini juga tetep akal-akalan Marketingnya IM3. Tapi menurut gw pribadi, akan lebih 'menggigit' klo dari pertama IM3 memang menjual jargon 'sejuta nol' sebelumnya, bukan Rp 0,01/detik.

Tarif XL jadi Rp 0,00001/detik per 5 Maret 2008??

Menindaklanjuti salah pesan yg ditinggalkan mas 2easy4doni di shout box blog ini. "mas irsan.., udah coba bandingin im3 ama tarif xl yg baru ga? katanya terhitung 5 maret tarif xl jadi 0,00001 loh.." Waks! Serius mas? Makin panjang aja nol-nya. Hehehe..

Gw pribadi sih belum denger berita ini. Tapi klo memang bener, yg ntar gw coba bandingin dengan tarif IM3.

Berita yg gw denger tentang Bebas baru-baru ini adalah, XL Bebas akan memberlakukan skema tarif yg baru dan berbeda dengan yg sudah-sudah. Skema tarif ini diklaim XL tetap tarif yg termurah. Rincian skema tarif baru ini adalah sebagai berikut, 1 menit / 2 menit / 3 menit pertama (tergantung waktu dilakukan pembicaraan) akan berlaku tarif Rp 10/detik. Setelah itu, pada detik selanjutnya, tidak ada tarif yg dikenakan (baca: gratis) tanpa tambahan biaya untuk menelpon sesama operator (sesama XL). Jadi dengan kata lain, untuk menelpon sesama XL, kita hanya mengeluarkan tarif maksimal Rp 1800, tanpa batas waktunya. Gila..!! Klo benar jaringan XL bagus, dan tidak diputus-putus telponnya tiap 5 menit atau 10 menit pembicaraan, maka ini baru tarif yg sangat kompetitif. Salut untuk XL..

Untuk menelpon lintas operator, agak beda lagi perhitungannya. Dua (2) menit pertama, tarif yang dikenakan adalah Rp 25/detik. Selanjutnya sampai menit ke-10, tidak dikenakan tarif (gratis atau Rp 0). Lalu dimulai dari menit ke-10 dan selanjutnya, berlaku tarif Rp 10/detik. Untuk lebih jelasnya coba liat tabel dibawah.

Tarif diatas hanya baru berlaku mulai tanggal 5 Maret 2008 di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, Bali dan Lombok.

Walau demikian, gw baca berita ini dari website detik. Ketika gw coba mencari informasi resmi di website XL, tidak ditemukan info seperti di atas. Ya... mgkn karena tarif ini belum berlaku kali ya? Hehehe..

XL, yang memulai tarif murah per detik yang kemudian diikuti operator-operator lain, berharap skema tarif baru ini akan mengakhiri perang tarif atar provider jasa telekomunikasi selular basis GSM. Dengan demikian, menurut gw, XL telah mengklaim tarif XL adalah tarif paling murah dan tidak ada operator yang mampu bersaing dengan tarif ini. Benarkah? Kita lihat saja nanti..

21 February 2008

IM3 vs Simpati PeDe vs XL Bebas

Okey.. kita udah tau klo IM3 punya tarif promo baru. Sekarang saatnya kita bandingkan dengan tarif-tarif promo yang sudah ada, biar kita tahu apa tarif promo ini bener-bener murah atau akal-akalan marketing aja.Seperti gw bilang sebelumnya, sepintas tarif baru IM3 ini jauh lebih murah dari tarif XL. Tapi seberapa murah?

Layaknya perbandingan antara XL Bebas dan Simpati PeDe sebelumnya, perbandingan ini kita bagi jadi 2 kriteria. Pertama adalah untuk "Sesama operator". Biasanya para provider cuman memberi promo untuk sesama operator saja, tapi tarif untuk beda operatornya masih sangat mahal (ingat iklan kawin sama monyet-nya XL??) Jadi kriteria kedua adalah "Beda operator". Untuk beda operator ini, kita masukkan juga di dalamnya PSTN. Jika ada pembedaan tarif berdasarkan lokal atau interlokal, atau peak-time dan off-peak time, atau PSTN dan operator lain non-PSTN, maka gw ambil jalan tengah dimana gw akan ambil tarif yang paling mahal.

Gw ga akan jelasin skema dari tarif XL Bebas, Simpati PeDe, dan IM3. Skema tarif tersebut bisa dibaca di postingan sebelum-sebelumnya, seperti di sini, sini, sini, atau di website resmi masing-masing provider.

Untuk skema perbandingan tarif, biar keliahatan jelas, gw akan ambil sampel waktu selama 1 jam (60 menit) biar bisa terlihat trend pergerakan dari masing-masing skema tarif.

Gambar dibawah menunjukkan grafik perbandingan tarif untuk sesama operator. (Note: klik gambar untuk memperbesar, jika kurang jelas)


See!!? Sekarang IM3 memang jadi paling murah utk sesama operator. Sesama operator ini termasuk lokal dan interlokal. Tarif XL Bebas yg gw ambil adalah tarif XL untuk kota Jabodetabek. Lain lagi ceritanya klo gw ambil tarif XL yg paling murah (Rp10/detik untuk 30 detik pertama, dan Rp 0,1/detik untuk detik selanjutnya) tapi hanya berlaku untuk beberapa daerah dan jam tertentu, seperti Jawa Barat & Cianjur, Kalimantan, Sulawesi, Semarang saat Off-peak (23.00 - 10.59), atau NTT, Ambon, Papua. Jika dalam 1 jam, tarif yg harus dibayar pengguna IM3 adalah Rp 1.385,10. Maka pengguna XL dalam daerah dan waktu yg sesuai dengan kondisi untuk tarif paling murah XL hanya membayar Rp 657.

Sekarang untuk yang berbeda operator. Dikarenakan timpangnya tarif dari Simpati PeDe untuk beda operator (interlokal), lihat posting sebelumnya, maka gw putuskan tidak akan mengikutkan Simpati PeDe dalam kategori ini. Jelas... Jelas... dan Jelas... Simpati PeDe sangat parah utk kategori ini. Coba lihat perbandingan tarif antara XL Bebas dan IM3.


Wow!!.. Hehehe.. Di sini akal-akalan marketingnya baru kelihatan. Terlihat di grafik bahwa tarif XL tidak jauh beda (atau bisa dibilang 'sama') dengan IM3. Padahal promosi IM3 Rp 0,01/detik satu-per-sepuluh (1/10) lebih kecil dari promosi XL Bebas Rp 0,1/detik. Hehehe...

Kesimpulan yg gw bisa tarik di sini, tarif IM3 yang baru bisa dibilang lebih kompetitif dari tarif XL Bebas. Sekali lagi, ini terlepas dari kapasitas dan kualitas jaringan, luas daerah cakupan dan kekuatan sinyal, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Walau demikian, gw agak kecewa dengan promosi skema tarif dari IM3. Terlihat IM3 hanya ingin menjual kata "Rp 0,01/detik"-nya dan membuat skema tarif yang sedemikian rupa. Sehingga, konsumen yang tidak aware akan tidak tahu sebenarnya Rp 0,01/detik dan Rp 0,1/detik itu tarif total yang dibayar oleh konsumen ketika menelpon beda operator adalah SAMA.

Akhir kata dari gw, don't judge the book by it's cover. Coba teliti murah dan tidak murah dari skema tarif dan syarat dan ketentuannya.

IM3 Rp 0,01 Per Detik

Gw paling demen nulis tentang perang tarif antar provider telekomunikasi seluler di Blog ini. Kenapa? Karena terbukti dari Google Analytics, 3 blog yg mempunyai pageview terbesar adalah blog ttg tema ini.

Masih lanjut tentang perang tarif, sekarang giliran IM3-Indosat yg mengeluarkan sistem tarif serupa (tapi tak sama) seperti XL Bebas dan Simpati PeDe. Rp 0,5/detik-nya Simpati PeDe? Lewaaat... Rp 0,1/detik-nya XL Bebas? Lewaaatt.... IM3 menawarkan tarif promo Rp 0,01/detik. Berapa? Yup! Rp 0,01/detik. Tentu saja sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.


Untuk syarat dan ketentuannya, biar afdol, kita kutip dari website resminya IM3 aja, yaitu:

  • Minimum pulsa yg dimiliki adalah pulsa telepon selama 30 detik
  • Tarif flat untuk lokal dan interlokal, baik di area asal maupun di luar area asal (roaming)
  • Promo ini berlaku s/d 30 April 2008.
Ada pun skema tarif yang ditawarkan oleh IM3 Rp 0,01/detik adalah sebagai berikut
  • Untuk menelpon ke sesama Indosat (IM3, Mentari, Matrix dan Starone) berlaku tarif Rp 15/detik untuk 90 detik pertama, dan detik berikutnya (detik ke-91) berlaku tarif Rp 0,01/detik.
  • Untuk menelpon ke operator lain dan PSTN berlaku tarif Rp 25/detik untuk 90 detik pertama, detik berikutnya (detik ke-91) berlaku tarif Rp 0,01/detik selama 90 detik (sampai detik ke-180), setelah berulang-ulang kembali ke Rp 25/detik selama 90 detik dan Rp 0,01/detik selama 90 detik.

Sepintas sih tampak oke.. murah.. tapi biar lebih jelas, coba kita bandingin lebih detil dengan Simpati PeDe dan XL Bebas. Perang tarif jalan... Perang iklan juga jalan... Coba liat iklan dari IM3 yg mencoba menyentil iklan dari XL. Hehehehe...

12 February 2008

Perang Iklan

Coba deh liat gambar di bawah ini. Entar benar atau bukan, tapi kayaknya sih bukan rekayasa digital (Walah... kok serasa mirip Oom Roy ya? sang 'pakar' telematika kita), tapi perang tarif sekarang ngga hanya bisa kita lihat di televisi saja.


Billboard Telkomsel Simpati yg merah 'gonjreng' menuliskan kata-kata yang sangat menohok billboard XL yg tampak mencolok dengan angka "0,1"-nya. Kata "Tetangga Sebelah" sangat pas karena memang letak kedua billboard ini saling bersebelahan. Memang billboard Telkomsel tidak secara terang-terangan menulis kata XL, tapi kita kan ngga bodoh. Belum lagi analogi-analogi warna yg sering digunakan iklan di tivi.

Kreatif? Cerdas? Mmm.. Menurut gw sih ngga. Gw sudah ngerasa iklan-iklan sekarang sudah jauh dari kreatif. Iklan-iklan yg ada sekarang malah cenderung menjelek-jelekan produk kompetitor. Konsep marketing seperti ini bukan baru. Dari dulu sudah ada namanya 'Cola Wars', yakni 'perang' antara dua produsen minuman ringan paling terkenal di dunia, yaitu Coca-cola dan Pepsi-cola. Ada juga perang iklan produk jamu Tolak Angin dan Bintangin. Apa lagi ya...?

Berapa pun banyaknya perang iklan, tetap kita juga sebagai konsumen yg berhak menentukan produk mana yg mau kita beli. Jadi.. jangan lupa 'Teliti sebelum membeli'.

04 February 2008

Dilema euy..

Kemaren malam, ada pembicaraan yg 'ngga penting' (menurut Dian - istri gw). "Yan, Irsan lagi bingung nigh.." kata gw membuka pembicaraan sambil memperlihatkan tanda-tanda kebimbangan pada muka gw. Trus dian jawab, "Kenapa emangnya...?" sambil menyelesaikan nasi putih dan ayam goreng yang memang baru kita beli di depan kost-an kita. "Iya bingung.. Jadi gini..", gw stop dulu penjelasan gw, ketawa dalam hati, karena memang topik yang bukan favorit istri gw, tapi ya ngga apa-apa, siapa tahu gw dapet sebuah masukan dari dia.

Baru gw ngelanjutin ke intinya, "Kan Dian tau klo Irsan sudah DP Rp. X ribu beberapa hari yang lalu, tapi barangnya baru ready nanti tanggal 20 Februari. Yang sekarang ada itu yang ada yg edisi khusus. Tapi harganya jadi Rp. Y ribu. Padahal yg biasa cuman Rp. Z ribu. Jadi ada selisih 65 ribu." Dian masih diem belum komentar apa-apa, gw lanjutin lagi "Atau apa Irsan beli yang laen aja ya? Irsan juga pengen yang laen, klo yang ini harganya cuman Rp. A ribu"

Whahaha... Pasti pada bingung lagi ngomongin apa? Jadi malu.. Sebenernya gw lagi bingung mau beli yang mana antara "Burnout Paradise" atau "Devil May Cry 4".

Burnout Paradise adalah sekuel dari seri Burnout. Game ini bukan sekedar balapan mobil aja. Klo sudah maen game ini dan lihat detail dari tabrakannya.. Gila.. Detail banget. Gw sudah download demonya dan makin ngiler setelah maen beberapa menit. Walau masih pake tivi CRT, tapi tidak mengurangi kekerenan game ini. Satu lagi nilai plusnya adalah fitur online multiplayernya. Kata anak-anak forum sih, fitur online Burnout Paradise tidak ada lag sama sekali. Cuman, PS3 di kost-an lagi ngga bisa connect online.

Klo Devil May Cry 4, ya sudah jelas dari namanya, ini adalah sekuel ke-4 dari Devil May Cry. Ini sekuel pertama Devil May Cry di high definition game console. Sudah pernah maen di Playstation 2 sebelumnya, jadi ini menurut gw salah satu game yg harus dimaenin.

Kembali ke masalah kebingungan gw, walau gw pengen banget maen DMC4, tapi gw kayaknya lebih condong ke Burnout Paradise, melihat komentar orang-orang bahwa DMC4 bisa diselesaikan hanya dalam waktu singkat (10 jam). Jadi gw mengharapkan barang 2nd dari forum game. Hehehe... =)

28 January 2008

Selamat jalan Pak Harto

Telah meninggal Presiden ke-2 Republik Indonesia, Bapak H. M. Soeharto pada hari Minggu, 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB.

Berikut foto-foto Pak Harto yg gw kopas dari forum kaskus.


Suharto Family Portrait
Original caption: Suharto family portrait. Photo shows the Indonesian President posing with his wife and children. Undated photograph.
Image: © Bettmann/CORBIS


Suharto Head and Shoulders in Uniform
Original caption: 7/1966-Djakarta, Indonesia- Shy and retiring, Suharto rarely grants an interview, but is always ready to flash a warm, Javanese smile. His career is marked with dedication, having enlisted in the ranks of the Indonesian Army at the age of 19. Today, at 45, he is a full general and commands the nation's armed forces. Some people believe he also commands President Sukarno. He is shown here posing in uniform.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: July 1966
Location Information: Djakarta, Indonesia


Fifth Deputy Premier of Indonesia
Original caption: Close ups of Indonesian Fifth deputy premier Lt. Gen. Suharto.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 15, 1966
Location Information: Djakarta, Indonesia


General Suharto at Microphone
Original caption: 9/30/1966-Djakarta, Indonesia- Indonesian strongman General Suharto announces that former deputy premier Subandrio will go on trial for treason 10/1, the first anniversary of the attempted Communist coup in Indonesia. There are reports that President Sukarno may be forced to take the stand during Subandrio's trial and reveal for the first time his connections with the growth of Communist influence in Indonesia, prior to the takeover attempt.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 30, 1966
Location Information: Djakarta, Indonesia


Suharto Speaks at Press Conference
Original caption: 7/1966-Djakarta, Indonesia- In one of his rare appearances with the press, Suharto announces the new "Cabinet of the People's Sufferings," which is currently laying the groundwork for the general's economic and political recovery program in Indonesia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: July 1966
Location Information: Djakarta, Indonesia


Indonesian Fifth Deputy Premier
Original caption: Close ups of Indonesian Fifth deputy premier Lt. Gen. Suharto.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 15, 1966
Location Information: Djakarta, Indonesia


Indonesian 5Th Deputy Premier Suharto
Original caption: 1966: Indonesian 5th Deputy Premier Lt. Gen. Suharto seated in chair.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: 1966


Fifteh Deputy Premier Suharto
Original caption: Close ups of Indonesian Fifth deputy premier Lt. Gen. Suharto.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 15, 1966
Location Information: Djakarta, Indonesia


First Indonesian Cabinet Meeting
Original caption: 8/4/1966-Jakarta, Indonesia- Members of the new Indonesian cabinet, formed July 25th, await the start of their first meeting at Freedom Palace. From left are: Chairman of the Presidium General Suharto; President Sukarno; Senior Minister of Economics and Finance S.H. Buwono IX; and Senior Minister of Politics A. Malik.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: August 4, 1966
Location Information: Jakarta, Indonesia


President Suharto Addresses Parliament
Original caption: 3/4/1967-Jakarta, Indonesia- Indonesia's "de factor" President Gen. Suharto (left) addresses Parliament March 4 for the first time since President Sukarno turned over full executive powers to him late last month. Suharto urged that Parliament be cautious in deciding whether to dismiss President Sukarno from his remaining titular position.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: March 4, 1967
Location Information: Jakarta, Indonesia


Suharto
Suharto, president of Indonesia since 1967. When Suharto took office, he developed the New Order, aimed to rejuvenate the economy with help from Western investors.
Image: © CORBIS
Date Photographed: 20th century


Indonesian President Suharto with U Thant
Indonesian President Suharto and his wife Siti meet United Nations Secretary General U Thant and his daughter Aye Aye at the United Nations Headquarters in New York.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 28, 1970
Location Information: Manhattan, New York, New York, USA


President Nixon and Suharto Chatting
Original caption: Washington: Indonesian President Suharto pays state visit to President Nixon at the White House. Photo shows Nixon and Suharto in Nixon's oval office.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 26, 1970
Location Information: Washington, DC, USA


President Nixon and Suharto Chatting
Original caption: Washington: Indonesian President Suharto pays state visit to President Nixon at the White House. Photo shows Nixon and Suharto on reviewing stand during welcoming ceremonies.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 26, 1970
Location Information: Washington, DC, USA


Indonesian President Suharto and French President Georges Pompidou
Indonesian President Suharto and French President Georges Pompidou at the entrance of the Elysee Palace during Suharto's official visit to France.
Image: © Henri Bureau/Sygma/Corbis
Photographer: Henri Bureau
Date Photographed: November 13, 1972
Location Information: Paris, France


Suharto and Ronald Reagan
Suharto and Ronald Reagan during Suharto's visit to the White House.
Image: © Dennis Whitehead/Corbis
Photographer: Dennis Whitehead
Date Photographed: October 1982
Location Information: Washington, DC, USA


Suharto
Suharto during his visit to the White House.
Image: © Dennis Whitehead/Corbis
Photographer: Dennis Whitehead
Date Photographed: October 1982
Location Information: Washington, DC, USA


Indonesian President Suharto Meets Indira Gandhi
Indonesian President Suharto visits Indian Prime Minister Indira Gandhi in New Delhi.
Image: © Kapoor Baldev/Sygma/Corbis
Photographer: Kapoor Baldev
Date Photographed: December 1980
Location Information: New Delhi, India


President Clinton with Indonesian President Suharto
Image: © Wally McNamee/CORBIS
Photographer: Wally McNamee
Date Photographed: October 27, 1995
Location Information: Washington, DC, USA


Ronald Reagan Conferring with Suharto
Original caption: Washington: President Reagan meets with Indonesian President Suharto in Oval Office 10/1, where the two leaders began their formal talks.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Ronald T. Bennett
Date Photographed: October 12, 1982
Location Information: Washington, DC, USA


OFFICIAL VISIT OF PRESIDENT SUHARTO TO FRANCE
Image: © Bernard Bisson/Sygma/Corbis
Photographer: Bernard Bisson
Date Photographed: November 24, 1992


OFFICIAL VISIT OF PRESIDENT SUHARTO TO FRANCE
Image: © Bernard Bisson/Sygma/Corbis
Photographer: Bernard Bisson
Date Photographed: November 24, 1992


HILLARY CLINTON ON THE FRINGES OF THE APEC SUMMIT
Image: © MC NAMEE WALLY/CORBIS SYGMA
Photographer: Wally McNamee
Date Photographed: November 16, 1994


SUMMIT FOR SOCIAL DEVELOPMENT IN COPENHAGEN
Image: © Bernard Bisson/Sygma/Corbis
Photographer: Bernard Bisson
Date Photographed: March 12, 1995


FIRST EUROPE-ASIA SUMMIT IN BANGKOK
Image: © Bernard Bisson/Sygma/Corbis
Photographer: Bernard Bisson
Date Photographed: March 2, 1996


SUHARTO'S RESIGNATION
Original caption: The Indonesian dictator has decided to resign after 32 years of power.
Image: © CORBIS SYGMA
Photographer: Jacques Langevin
Date Photographed: May 21, 1998


SUHARTO'S RESIGNATION
Original caption: The Indonesian dictator has decided to resign after 32 years of power.
Image: © CORBIS SYGMA
Photographer: Jacques Langevin
Date Photographed: May 21, 1998


PRESIDENT WAHID VISITS EX-PRESIDENT SUHARTO
Image: © JUFRI KEMAL/CORBIS SYGMA
Photographer: KEMAL JUFRI
Date Photographed: March 8, 2000


PRESIDENT WAHID VISITS EX-PRESIDENT SUHARTO
Image: © JUFRI KEMAL/CORBIS SYGMA
Photographer: KEMAL JUFRI
Date Photographed: March 8, 2000


PRESIDENT WAHID VISITS EX-PRESIDENT SUHARTO
Original caption: Yenny (Wahid's daughter), Abdurrahman Wahid, Suharto and his daughter, Siti Hardiyanta Rukmana.
Image: © JUFRI KEMAL/CORBIS SYGMA
Photographer: KEMAL JUFRI
Date Photographed: March 8, 2000


Indonesia - Former Indonesian President Suharto in Hospital
Former Indonesian President Suharto lies on a bed as he is accompanied by his daughter SIti Hardiyanti Rukmana (L) after he had a Thallium scan at Pertamina hospital, in Jakarta. The health of Indonesia's ailing former dictator Suharto regressed today, with his heart weakening and hemoglobin count low despite receiving a blood transfusion.
Image: © Jurnasyanto Sukarno/epa/Corbis
Photographer: Jurnasyanto Sukarno
Date Photographed: January 8, 2008
Location Information: Jakarta, Indonesia


Indonesia - Former Indonesian President Suharto in Hospital
Former Indonesian President Suharto lies on a bed as he is accompanied by his daughter SIti Hardiyanti Rukmana (L) after he had a Thallium scan at Pertamina hospital, in Jakarta. The health of Indonesia's ailing former dictator Suharto regressed today, with his heart weakening and hemoglobin count low despite receiving a blood transfusion.
Image: © Jurnasyanto Sukarno/epa/Corbis
Photographer: Jurnasyanto Sukarno
Date Photographed: January 8, 2008
Location Information: Jakarta, Indonesia


Hai Royyyyy..................!!!!!
Indonesia - Politics - Former President Suharto
Former Indonesian president Suharto waves to journalists shortly after being visited by former prime minister of Malaysia Mahatir Muhammad. The Attorney General may drop its plan to re-examine former president Suharto to determine whether he is fit to stand trial because it could cost too much money. Past efforts to bring Suharto to court on corruption and human rights charges have been derailed by a statement from a team of government doctors, which said the former president was unfit to stand trial because of brain damage and permanent injury to his nervous system.
Image: © Mast Irham/epa/Corbis
Photographer: Mast Irham
Date Photographed: May 3, 2006
Location Information: Jakarta, Indonesia


DAKAR: O.C.I. ISLAMIC SUMMIT: ARRIVAL
Image: © ORBAN THIERRY/CORBIS SYGMA
Photographer: Thierry Orban
Date Photographed: December 9, 1991

Selamat jalan Pak Harto..

21 January 2008

Mentari Gratis 1 Menit Pertama

Perang tarif antar provider penyedia jasa telekomunikasi mobile terus berlanjut.. Setelah kemaren XL keluar dengan promo 'Rp 0,1/detik' (terms and conditions applied), ga lama kemudian, keluar iklan Dian Sastrowardoyo yang mempromosikan 'Mentari Gratis 1 Menit Pertama'. Waa... Kebakaran jenggot-kah Mentari? Entahlah.. Tapi klo mendengar kata gratis dari Mentari, gw pasti agak skeptis menanggapinya.. "Pasti ada syarat-syaratnya.." Ya iyalah, mana ada gratis-an hari gini. My wife always say "There is no such thing as free lunch..." Hehehe..

Program Mentari Gratis 1 Menit Pertama ini akan memberikan gratis bicara 1 menit pertama di awal nelpon bagi pelanggan Mentari setiap melakukan panggilan tujuan lokal ke nomor Mentari, IM3 dan Matrix. WTF... harus nelpon lokal dan sesama operator?? Ck.. ck.. pelit amat..

Gratis bicara 1 menit tersebut bisa didapat dengan cara melakukan isi ulang terlebih dahulu dengan masa aktif 7 hari (jika mengisi ulang sebesar Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu) dan 15 hari (jika mengisi ulang minimal Rp 25 ribu). Klo ini syarat biasa dari Mentari.. Harus beli pulsa dulu biar bisa dapet bonusnya. Dan sialnya.. Masa aktif ini tidak bisa diakumulasikan. Jadi klo masih ada sisa masa aktif 3 hari, namun diisi ulang Rp 10 ribu, masa aktif akan menjadi 7 hari, bukan 10 hari.

Syarat-syarat lain seperti yang gw kutip dari website Mentari, sbb:

  1. Gratis 1 menit pertama berlaku dari pukul 05.00 - 17.00
  2. Untuk pelanggan di pulau Jawa, Gratis 1 Menit pertama diberikan maksimum 10 kali panggilan per hari untuk tujuan lokal ke sesama anggota Hebat Ber-5 selama masa aktif bonus ini berlaku. Registrasi Hebat ber-5 dapat dilakukan dengan cara ketik: reg (spasi) no. hp tujuan kirim ke 6060
  3. Untuk pelanggan di luar pulau Jawa, Gratis 1 Menit pertama diberikan maksimum 20 kali panggilan per hari ke seluruh nomor Mentari, IM3 dan Matrix selama masa aktif bonus ini berlaku.
  4. Bonus Gratis 1 Menit Pertama tidak dapat digunakan apabila pelanggan sedang tidak berada di daerah asalnya (kondisi roaming)
  5. Untuk menjaga kualitas dari jaringan yang ada, skema dari program ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi yang berlangsung
  6. Jika terdapat perubahan skema, akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media portal di alamat http://www.indosat.com/mentari
Yah, ternyata skeptikal gw terbukti. Banyak sekali syarat dan ketentuan untuk mendapatkan gratis dari Mentari. Yah, terakhir buat para pengguna Mentari, jangan lupa siapkan stopwatch anda ketika anda menelpon (baca: hanya jika anda menelpon lokal, ke nomor Mentari, IM3, dan Matrix, di dalam masa aktif untuk bonus dan sekian banyak syarat lainnya... Hahaha...)

17 January 2008

Simpati PeDe (Rp 0,5/detik) & XL Bebas (Rp 0,1/detik)

Ngelanjut dari postingan sebelumnya tentang tarif promo baru XL yg sekarang Rp 0,1/detik (terms & conditions apply), gw pengen coba bandingin dengan tarif Simpati PeDe. Kenapa dengan Simpati PeDe? Yah.. karena menurut gw, tarif promo XL yang baru ini adalah reaksi dari tarif Rp 0,5/detik dari Simpati PeDe. Mungkin saja XL 'kebakaran jenggot' karena selama ini XL selalu mengklaim dirinya adalah operator yg fokus untuk menghadirkan layanan yang berkualitas dengan tarif terjangkau. Benarkah?

Lanjutttt... Mungkin aja perbandingan yg gw sajikan kali ini ga luput dari ketidaksempurnaan dan berat sebelah, secara gw sekarang pake Telkomsel. Walau demikian gw akan berusaha untuk menyajikan se-objektif mungkin dengan asumsi yg gw tentuin sendiri, agar komparasi berlangsung secara 'apple-to-apple'.

Sama seperti sebelumya, dengan tidak bermaksud menganaktirikan operator lain seperti Indosat Mentari dan operator CDMA, hanya dua tarif promo ini (Simpati PeDe dan XL Bebas) yg akan gw bandingkan. Kenapa alasanya? Karena, pertama akan makan banyak waktu gw, secara gw nulis ini kan part-time (a.k.a. nyolong waktu kerja *maaf bos.). Kedua, khusus untuk Indosat Mentari, terus terang gw ngga ngerti konsep Rp 0/detik anda. Klo memang Rp 0/detik
yah, mestinya gratis. Kok mesti harus pake pulsa Rp 5000 dalam 1 hari baru gratis. Dan ketiga, khusus untuk operator CDMA, ruang lingkupnya belum nasional (walau gw denger dari temen gw yg kerja di Bakrie, ESIA udah masuk Palembang.. asiiik..) walau memang CDMA sangat murah untuk nelpon dan ditelpon.

Oke.. kita mulai aja. Gini metodologi perbadingannya, kita ambil asumsi bahwa si fulan menggunakan handphone dari pulau Jawa, karena, simpel aja, sebagian besar penduduk Indonesia ada di pulau Jawa. Ini supaya tarif area-area lain untuk XL Bebas bisa kita abaikan. Lalu kita akan ambil 2 kasus agar nanti pada akhir perbandingan kita bisa ambil kesimpulan yang objektif. Dua kasus yang akan dianalisa untuk masing-masing operator adalah:

  • Kasus menelpon lokal atau non-lokal untuk ke operator yg sama. Baik sesama Telkomsel atau sesama XL. Untuk kasus ini, lokal atau non-lokal digabung karena masing-masing Simpati PeDe atau XL Bebas mempunyai model tarif yang sama, yaitu tidak memiliki tarif yg berbeda untuk lokal atau non-lokal jika menelpon ke provider yang sama.
  • Kasus menelpon ke beda operator (tidak termasuk PSTN). Untuk XL, tidak mengenal lokal dan non-lokal dalam tarifnya. Tapi Simpati dibedakan antara lokal dan non-lokal. Dalam kasus ini, untuk Simpati akan kita ambil tarif Simpati beda operator yg mahal, yaitu non-lokal.
Kasus pertama untuk menelpon ke operator yg sama. Seperti kita ketahui, tarif dari Simpati adalah Rp 25/detik untuk 1 menit pertama dan Rp 0,5/detik untuk menit selanjutnya. Sedangkan XL adalah Rp 10/detik untuk 2,5 menit pertama, Rp 0,1/detik untuk menit selanjutnya sampai menit ke-30, setelah menit berikutnya berlaku Rp 1/detik. Biar gampang, gw sajikan saja dalam bentuk grafik seperti dibawah.

Seperti dilihat di grafik atas, XL Bebas memang lebih murah dibandingkan Simpati PeDe. Sudut deklinasi mereka berdua mulai berubah saat tarif mencapai Rp 1500, karena memang saat ini tarif promo mulai berlaku. Hanya saja waktunya berbeda untuk mencapai Rp 1500. Telkomsel butuh 1 menit, sedangkan XL 2,5 menit. Gw ambil sampel waktunya untuk kasus di atas adalah 60 menit karena gw pengen tau titik temu antara dua tarif ini. Terlihat di grafik, titik temunya adalah sekitar menit ke 50-55 menit (tepatnya 53,5 menit setelah gw hitung). Setelah menit ini, barulah tarif Telkomsel lebih murah dari XL.

Kasus kedua adalah untuk menelpon beda operator (tidak termasuk PSTN). Tarif dari Simpati adalah Rp 60/detik. Sedangkan XL adalah Rp 25/detik untuk 2 menit pertama dan Rp 0,1/detik untuk menit selanjutnya sampai menit ke-4, kemudian berlaku kembali tarif Rp 25/detik di menit berikutnya hingga menit ke-6. Setelah menit ke-6 kembali berlaku tarif pertama dan kedua dengan selang waktu 2 menit. Berikut grafik perbandingannya.

Untuk kasus yang ini, memang kelihatan sekali timpangnya. Simpati PeDe jelas tidak menguntungkan untuk menelpon beda operator, baik lokal dan lokal, karena tarif Simpati PeDe beda operator lokal adalah Rp 25/detik (tanpa tarif promo Rp 0,5/detik).

Jadi sudah jelas, tarif promo XL yang baru, walau agak pusing, tapi makin memantapkan XL sebagai operator yg memiliki tarif termurah. Walau bisa 'dipotong' oleh Simpati PeDe pada menit ke-53,5, tapi siapa yang mau menelpon selama hampir 1 jam. Karena memang penggunaan telefon yang efektif hanya 3-5 menit, paling lama juga 10 menit. Apalagi jika kita punya pacar di luar kota, jelas XL bisa jadi operator GSM pilihan untuk kalian. Walau demikian, perbandingan ini tidak memasukkan faktor-faktor lain diluar tarif, seperti kualitas sambungan, jumlah interkoneksi/channel, luas jangkauan sinyal, dll.

Jadi.. mau pilih mana? XL Bebas atau Simpati PeDe? Gw pribadi sih masih tetap menggunakan Simpati walau XL lebih murah. Alasannya sederhana.. Repot ganti nomer telpon, harus memberitahu orang laen karena nomer ini sudah digunakan sejak tahun 2000, dan masih berharap akan adanya reaksi balik dari Telkomsel akibat tarif baru XL Bebas ini. Rp 0,05/detik mungkin?? Hehehe..

XL bebas sekarang Rp 0,1 / detik


Akhirnya...!!! Ini sekuel dari postingan gw sebelumnya di Telkomsel PeDe v.s. XL Bebas, ternyata baru-baru ini (16 Januari 2008), XL mengeluarkan promosi baru yg diklaim oleh XL adalah tarif termurah. Gimana ngga, tarif baru XL Bebas sekarang memang gila-gilaan, berikut kurang lebih kalimat promosinya "Rp 0,1/detik setelah 2,5 menit bagi pengguna XL bebas untuk menelpos ke SELURUH operator se-Indonesia, baik sesama XL maupun ke operator lain (PSTN dan selular), dan tarif khusus Rp 35/SMS (untuk sesama XL). Dan fasilitas ini dapat dinikmati secara otomatis oleh seluruh pengguna XL Bebas mulai tanggal 18 Januari 2008, tanpa perlu mendaftar atau membeli paket perdana khusus".

Seperti biasa, kalimat yg gw tulis di atas adalah kalimat promosi. Kalau kalimat promosi, memang biasanya harus 'menjual' agar para konsumen tertarik dan ingin mencoba. Karena ternyata tarif ini berbeda-beda di beberapa area/regionnya, menurut XL, ini tergantung pola penggunaan telelpon di masing-masing area, lengkapnya nanti kita tulis satu-satu di bawah. Sedangkan, tarif promo Rp 35/sms ini akan berlaku untuk pengiriman sms ke 11-25 hingga tanggal 30 April 2008.

Berikut tarif promo XL untuk daerah Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah bagian Selatan (Solo, Klaten, Kebumen, Purwokerto, Magelan), DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Lombok, tarifnya adalah Rp 10 / detik untuk 2,5 menit pertama dan Rp 0,1 /detik di menit berikutnya sampai menit ke-30. Kemudian di menit berikutnya dikenakan tarif Rp 1 /detik.

Untuk area Sumatera dan sekitarnya dikenakan tarif Rp 12,5 /detik di 2 menit pertama dan Rp 0,1 /detik di menit berikutnya hingga menit ke 30. Kemudian di menit berikutnya dikenakan tarif Rp 1/detik.

Berbeda dengan diatas, tarif yg berlaku di Sulawesi dan Kalimantan ada yang namanya jam sibuk dan jam tidak sibuk. Jam sibuk di Kalimantan dimulai pukul 11.00 - 22.59 WITA, sementara di Sulawesi dimulai pukul 23.00 - 10.59 WITA. Untuk jam sibuk, tarif yg berlaku adalah Rp 10/detik untuk 2,5 menit pertama dan Rp 0,1 /detik di menit berikutnya. Sementara untuk jam tidak sibuk adalah Rp 10/detik untuk 0,5 menit pertama dan Rp 0,1/detik pada menit selanjutnya.

Untuk kota-kota di Jawa Tengah bagian Utara (Semarang, Pekalongan, Tegal, Kudus, Purwodadi) dikenakan mekanisme tarif promo yang sama dengan Kalimantan termasuk masa berlakunya jam sibuk dan tidak sibuk namun mengikuti waktu Indonesia bagian barat (WIB).

Dan untuk kota-kota di NTT, Papua dan Ambon dikenakan tarif Rp 10/detik di 0,5 menit pertama dan Rp 0,1 /detik pada menit berikutnya hingga menit ke 30. Menit selanjutnya akan berlaku tarif Rp 1/detik.

Sementara telepon ke non XL secara nasional dikenakan tarif baru Rp 25/detik di 2 menit pertama dan Rp 0,1/detik di menit berikutnya hingga menit ke 4, kemudian berlaku kembali tarif Rp 25/detik di menit berikutnya hingga menit ke 6. Setelah menit ke 6 kembali berlaku tarif pertama dan kedua dengan selang waktu 2 menit.

Setelah gw ngetik tarif-tarif diatas (diketik ulang dari website XL), terus terang gw sendiri yang ngetik ngerasa bingung sama yg gw ngetik, maksud gw sistem tarif berdasarkan area dan 3 tarif yg berbeda dengan durasi waktu yg berbeda-beda (Rp 10/detik, Rp 1/detik dan Rp 0,1/detik) membuat gw harus membaca lebih dari 1 kali untuk mengerti. (Hehehe... Mungkin karena gw bolot juga sih).

Tapi anyway.. Gw mau coba bandingin lagi dengan tarif Rp 0,5/detik dari Telkomsel PeDe seperti sebelumnya untuk ngelihat mana sih yg lebih murah. Tapi enakan bikin postingan yg baru kali ya, biar agak rapih. Stay tune...