Lilypie 1st Birthday Ticker

21 February 2008

IM3 vs Simpati PeDe vs XL Bebas

Okey.. kita udah tau klo IM3 punya tarif promo baru. Sekarang saatnya kita bandingkan dengan tarif-tarif promo yang sudah ada, biar kita tahu apa tarif promo ini bener-bener murah atau akal-akalan marketing aja.Seperti gw bilang sebelumnya, sepintas tarif baru IM3 ini jauh lebih murah dari tarif XL. Tapi seberapa murah?

Layaknya perbandingan antara XL Bebas dan Simpati PeDe sebelumnya, perbandingan ini kita bagi jadi 2 kriteria. Pertama adalah untuk "Sesama operator". Biasanya para provider cuman memberi promo untuk sesama operator saja, tapi tarif untuk beda operatornya masih sangat mahal (ingat iklan kawin sama monyet-nya XL??) Jadi kriteria kedua adalah "Beda operator". Untuk beda operator ini, kita masukkan juga di dalamnya PSTN. Jika ada pembedaan tarif berdasarkan lokal atau interlokal, atau peak-time dan off-peak time, atau PSTN dan operator lain non-PSTN, maka gw ambil jalan tengah dimana gw akan ambil tarif yang paling mahal.

Gw ga akan jelasin skema dari tarif XL Bebas, Simpati PeDe, dan IM3. Skema tarif tersebut bisa dibaca di postingan sebelum-sebelumnya, seperti di sini, sini, sini, atau di website resmi masing-masing provider.

Untuk skema perbandingan tarif, biar keliahatan jelas, gw akan ambil sampel waktu selama 1 jam (60 menit) biar bisa terlihat trend pergerakan dari masing-masing skema tarif.

Gambar dibawah menunjukkan grafik perbandingan tarif untuk sesama operator. (Note: klik gambar untuk memperbesar, jika kurang jelas)


See!!? Sekarang IM3 memang jadi paling murah utk sesama operator. Sesama operator ini termasuk lokal dan interlokal. Tarif XL Bebas yg gw ambil adalah tarif XL untuk kota Jabodetabek. Lain lagi ceritanya klo gw ambil tarif XL yg paling murah (Rp10/detik untuk 30 detik pertama, dan Rp 0,1/detik untuk detik selanjutnya) tapi hanya berlaku untuk beberapa daerah dan jam tertentu, seperti Jawa Barat & Cianjur, Kalimantan, Sulawesi, Semarang saat Off-peak (23.00 - 10.59), atau NTT, Ambon, Papua. Jika dalam 1 jam, tarif yg harus dibayar pengguna IM3 adalah Rp 1.385,10. Maka pengguna XL dalam daerah dan waktu yg sesuai dengan kondisi untuk tarif paling murah XL hanya membayar Rp 657.

Sekarang untuk yang berbeda operator. Dikarenakan timpangnya tarif dari Simpati PeDe untuk beda operator (interlokal), lihat posting sebelumnya, maka gw putuskan tidak akan mengikutkan Simpati PeDe dalam kategori ini. Jelas... Jelas... dan Jelas... Simpati PeDe sangat parah utk kategori ini. Coba lihat perbandingan tarif antara XL Bebas dan IM3.


Wow!!.. Hehehe.. Di sini akal-akalan marketingnya baru kelihatan. Terlihat di grafik bahwa tarif XL tidak jauh beda (atau bisa dibilang 'sama') dengan IM3. Padahal promosi IM3 Rp 0,01/detik satu-per-sepuluh (1/10) lebih kecil dari promosi XL Bebas Rp 0,1/detik. Hehehe...

Kesimpulan yg gw bisa tarik di sini, tarif IM3 yang baru bisa dibilang lebih kompetitif dari tarif XL Bebas. Sekali lagi, ini terlepas dari kapasitas dan kualitas jaringan, luas daerah cakupan dan kekuatan sinyal, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Walau demikian, gw agak kecewa dengan promosi skema tarif dari IM3. Terlihat IM3 hanya ingin menjual kata "Rp 0,01/detik"-nya dan membuat skema tarif yang sedemikian rupa. Sehingga, konsumen yang tidak aware akan tidak tahu sebenarnya Rp 0,01/detik dan Rp 0,1/detik itu tarif total yang dibayar oleh konsumen ketika menelpon beda operator adalah SAMA.

Akhir kata dari gw, don't judge the book by it's cover. Coba teliti murah dan tidak murah dari skema tarif dan syarat dan ketentuannya.

IM3 Rp 0,01 Per Detik

Gw paling demen nulis tentang perang tarif antar provider telekomunikasi seluler di Blog ini. Kenapa? Karena terbukti dari Google Analytics, 3 blog yg mempunyai pageview terbesar adalah blog ttg tema ini.

Masih lanjut tentang perang tarif, sekarang giliran IM3-Indosat yg mengeluarkan sistem tarif serupa (tapi tak sama) seperti XL Bebas dan Simpati PeDe. Rp 0,5/detik-nya Simpati PeDe? Lewaaat... Rp 0,1/detik-nya XL Bebas? Lewaaatt.... IM3 menawarkan tarif promo Rp 0,01/detik. Berapa? Yup! Rp 0,01/detik. Tentu saja sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.


Untuk syarat dan ketentuannya, biar afdol, kita kutip dari website resminya IM3 aja, yaitu:

  • Minimum pulsa yg dimiliki adalah pulsa telepon selama 30 detik
  • Tarif flat untuk lokal dan interlokal, baik di area asal maupun di luar area asal (roaming)
  • Promo ini berlaku s/d 30 April 2008.
Ada pun skema tarif yang ditawarkan oleh IM3 Rp 0,01/detik adalah sebagai berikut
  • Untuk menelpon ke sesama Indosat (IM3, Mentari, Matrix dan Starone) berlaku tarif Rp 15/detik untuk 90 detik pertama, dan detik berikutnya (detik ke-91) berlaku tarif Rp 0,01/detik.
  • Untuk menelpon ke operator lain dan PSTN berlaku tarif Rp 25/detik untuk 90 detik pertama, detik berikutnya (detik ke-91) berlaku tarif Rp 0,01/detik selama 90 detik (sampai detik ke-180), setelah berulang-ulang kembali ke Rp 25/detik selama 90 detik dan Rp 0,01/detik selama 90 detik.

Sepintas sih tampak oke.. murah.. tapi biar lebih jelas, coba kita bandingin lebih detil dengan Simpati PeDe dan XL Bebas. Perang tarif jalan... Perang iklan juga jalan... Coba liat iklan dari IM3 yg mencoba menyentil iklan dari XL. Hehehehe...

12 February 2008

Perang Iklan

Coba deh liat gambar di bawah ini. Entar benar atau bukan, tapi kayaknya sih bukan rekayasa digital (Walah... kok serasa mirip Oom Roy ya? sang 'pakar' telematika kita), tapi perang tarif sekarang ngga hanya bisa kita lihat di televisi saja.


Billboard Telkomsel Simpati yg merah 'gonjreng' menuliskan kata-kata yang sangat menohok billboard XL yg tampak mencolok dengan angka "0,1"-nya. Kata "Tetangga Sebelah" sangat pas karena memang letak kedua billboard ini saling bersebelahan. Memang billboard Telkomsel tidak secara terang-terangan menulis kata XL, tapi kita kan ngga bodoh. Belum lagi analogi-analogi warna yg sering digunakan iklan di tivi.

Kreatif? Cerdas? Mmm.. Menurut gw sih ngga. Gw sudah ngerasa iklan-iklan sekarang sudah jauh dari kreatif. Iklan-iklan yg ada sekarang malah cenderung menjelek-jelekan produk kompetitor. Konsep marketing seperti ini bukan baru. Dari dulu sudah ada namanya 'Cola Wars', yakni 'perang' antara dua produsen minuman ringan paling terkenal di dunia, yaitu Coca-cola dan Pepsi-cola. Ada juga perang iklan produk jamu Tolak Angin dan Bintangin. Apa lagi ya...?

Berapa pun banyaknya perang iklan, tetap kita juga sebagai konsumen yg berhak menentukan produk mana yg mau kita beli. Jadi.. jangan lupa 'Teliti sebelum membeli'.

04 February 2008

Dilema euy..

Kemaren malam, ada pembicaraan yg 'ngga penting' (menurut Dian - istri gw). "Yan, Irsan lagi bingung nigh.." kata gw membuka pembicaraan sambil memperlihatkan tanda-tanda kebimbangan pada muka gw. Trus dian jawab, "Kenapa emangnya...?" sambil menyelesaikan nasi putih dan ayam goreng yang memang baru kita beli di depan kost-an kita. "Iya bingung.. Jadi gini..", gw stop dulu penjelasan gw, ketawa dalam hati, karena memang topik yang bukan favorit istri gw, tapi ya ngga apa-apa, siapa tahu gw dapet sebuah masukan dari dia.

Baru gw ngelanjutin ke intinya, "Kan Dian tau klo Irsan sudah DP Rp. X ribu beberapa hari yang lalu, tapi barangnya baru ready nanti tanggal 20 Februari. Yang sekarang ada itu yang ada yg edisi khusus. Tapi harganya jadi Rp. Y ribu. Padahal yg biasa cuman Rp. Z ribu. Jadi ada selisih 65 ribu." Dian masih diem belum komentar apa-apa, gw lanjutin lagi "Atau apa Irsan beli yang laen aja ya? Irsan juga pengen yang laen, klo yang ini harganya cuman Rp. A ribu"

Whahaha... Pasti pada bingung lagi ngomongin apa? Jadi malu.. Sebenernya gw lagi bingung mau beli yang mana antara "Burnout Paradise" atau "Devil May Cry 4".

Burnout Paradise adalah sekuel dari seri Burnout. Game ini bukan sekedar balapan mobil aja. Klo sudah maen game ini dan lihat detail dari tabrakannya.. Gila.. Detail banget. Gw sudah download demonya dan makin ngiler setelah maen beberapa menit. Walau masih pake tivi CRT, tapi tidak mengurangi kekerenan game ini. Satu lagi nilai plusnya adalah fitur online multiplayernya. Kata anak-anak forum sih, fitur online Burnout Paradise tidak ada lag sama sekali. Cuman, PS3 di kost-an lagi ngga bisa connect online.

Klo Devil May Cry 4, ya sudah jelas dari namanya, ini adalah sekuel ke-4 dari Devil May Cry. Ini sekuel pertama Devil May Cry di high definition game console. Sudah pernah maen di Playstation 2 sebelumnya, jadi ini menurut gw salah satu game yg harus dimaenin.

Kembali ke masalah kebingungan gw, walau gw pengen banget maen DMC4, tapi gw kayaknya lebih condong ke Burnout Paradise, melihat komentar orang-orang bahwa DMC4 bisa diselesaikan hanya dalam waktu singkat (10 jam). Jadi gw mengharapkan barang 2nd dari forum game. Hehehe... =)