Lilypie 1st Birthday Ticker

05 March 2008

Bunga bank menurun....

Awal bulan Maret 2008 ini, gw mendapat kejutan. Sewaktu gw memeriksa rekening tabungan Bank Mandiri melalui Internet Banking, ternyata besar bunga bank yg gw terima tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya.

Ada apa gerangan? Jumlah tabungan gw kurang lebih tidak jauh berbeda dengan bulan lalu. Tapi bunga yg gw dapet lebih kecil (kurang lebih) 25% dari bulan lalu. Dugaan pertama gw adalah suku bunga bank yg menurun. Langsung saja gw cek website Bank Mandiri untuk melihat suku bunga yg berlaku saat ini. Gw kutip aja gambarnya dari websitenya.

WTF!! Ternyata bener! Seingat gw, sebelumnya bunga yg gw terima adalah sekitar 3,75% - 4% (gw ga ingat secara pasti). Sekarang, untuk mendapatkan tingkat bunga yang sama, uang tabungan gw harus mencapai 1 Miliar. Yang mana ngga mungkin gw punya tabungan 1 Miliar, toh kalau pun punya duit sebanyak itu, ngga akan gw simpan di dalam Bank. Pasti gw investasikan ke hal-hal yg lain.

Concern gw berikutnya adalah, walau tingkat bunga tabungan merangkak turun (ya.. ini kan akan beriringan dengan turunnya suku bunga SBI), tapi di sisi lain, tarif layanan (biaya administrasi) malah merangkak naik. Bisa-bisa, menabung di Bank bukan malah untung. Pertama, nilai uang kita akan menurun oleh inflasi, lalu kedua uang kita di Bank akan semakin habis 'dimakan' biaya administrasi.

Gw punya itung-itungan kecil disini, yaitu berapa jumlah uang tabungan minimal sehingga jumlah bunga bisa menutupi biaya administrasi Bank. Oke, dari website Bank Mandiri bisa kita ketahui bahwa biaya adalah Rp 9.000 /bulan. Suku bunga Bank Mandiri bisa kita ketahui dari gambar di atas. Jangan lupa, bunga di Bank Mandiri dikenakan pajak sebesar 20% dari pendapatan bunga (S**t!!) Lalu untuk menutupi Rp 9.000/bulan, maka tabungan kita setidaknya ada di range 5 - 50 juta. Karena dengan uang kurang dari 5 juta, bunga yg kita dapatkan maksimal hanya Rp 8.333,33 (belum dikurangi bunga).

Untuk range 5 - 50 juta, suku bunganya adalah 2.75%. Jadi hitungan matematisnya kurang lebih seperti ini.

X . (2.75% p.a.) / 12 (bulan) . (1-20% (pajak)) = 9000 (biaya administrasi)

Dimana X adalah jumlah tabungan dimana pendapatan bunga dikurangi pajak akan sama dengan besar biaya administrasi. Klo kita coba selesaikan persamaan diatas, akan didapatkan X=4,9 juta atau 5 juta. Jadi minimal harus punya 5 juta untuk menutupi biaya administrasi.

Hhmm.. klo keadaan gw sekarang sih tidak terlalu khawatir.. Tapi gw coba kembali berpikir klo gw masih mahasiswa.. Uang saku sebulan gw pasti bakal habis dimakan biaya administrasi.

04 March 2008

Ternyata IM3....

Ga lama berselang setelah gw post blog gw sebelum ini tentang tarif XL yg akan berlaku 5 Maret 2008 ini, ternyata gw googling dan menemukan ternyata IM3 sejak 3 Maret 2008 telah memberlakukan tarif sejuta nol.. atau Rp 0,00000..... /detik. Wah?! Ketinggalan berita banget gw.

Sama seperti sebelumnya, gw coba mencari informasi resmi di website IM3. Tapi gw pun tetap kesulitan mencari info tentang tarif 'sejuta nol' ini. Satu-satunya info yg gw temukan adalah salah satu blog yg namanya kotamobagu.

Skema tarifnya, klo gw mencoba pahami dari blog itu (semoga gw ga salah mengerti), sama seperti sebelumnya (baca tarif IM3 Rp 0,01/detik dari blog gw sebelumnya di sini) tapi menurut dia, pola hitungan tarif tidak berubah.., sama seperti skema tarif Rp 0,01/detik, dimana untuk menelpon sesama Indosat, Rp 25/detik untuk 90 detik pertama dan selanjutnya Rp 0,01/detik, atau dalam hal promo ini adalah sejuta nol (Rp 0,000000... /detik). Mmm.. Secara matematis sih, ga jauh beda memang. Nilai 0,01 (tarif promo) dan 25 (tarif 90 detik pertama) itu perbedaannya sangat signifikan (0,04%) sehingga pengaruhnya sangat minimal. Lihat saja grafik perbandingan tarif yg sudah gw bikin sebelumnya. Bisa dilihat, gradien untuk IM3 setelah 90 detik itu cenderung mendekati 0 atau garis mendatar.

Jadi sebenarnya... mau tarif Rp 0,01/detik atau 'sejuta nol', ya... ini juga tetep akal-akalan Marketingnya IM3. Tapi menurut gw pribadi, akan lebih 'menggigit' klo dari pertama IM3 memang menjual jargon 'sejuta nol' sebelumnya, bukan Rp 0,01/detik.

Tarif XL jadi Rp 0,00001/detik per 5 Maret 2008??

Menindaklanjuti salah pesan yg ditinggalkan mas 2easy4doni di shout box blog ini. "mas irsan.., udah coba bandingin im3 ama tarif xl yg baru ga? katanya terhitung 5 maret tarif xl jadi 0,00001 loh.." Waks! Serius mas? Makin panjang aja nol-nya. Hehehe..

Gw pribadi sih belum denger berita ini. Tapi klo memang bener, yg ntar gw coba bandingin dengan tarif IM3.

Berita yg gw denger tentang Bebas baru-baru ini adalah, XL Bebas akan memberlakukan skema tarif yg baru dan berbeda dengan yg sudah-sudah. Skema tarif ini diklaim XL tetap tarif yg termurah. Rincian skema tarif baru ini adalah sebagai berikut, 1 menit / 2 menit / 3 menit pertama (tergantung waktu dilakukan pembicaraan) akan berlaku tarif Rp 10/detik. Setelah itu, pada detik selanjutnya, tidak ada tarif yg dikenakan (baca: gratis) tanpa tambahan biaya untuk menelpon sesama operator (sesama XL). Jadi dengan kata lain, untuk menelpon sesama XL, kita hanya mengeluarkan tarif maksimal Rp 1800, tanpa batas waktunya. Gila..!! Klo benar jaringan XL bagus, dan tidak diputus-putus telponnya tiap 5 menit atau 10 menit pembicaraan, maka ini baru tarif yg sangat kompetitif. Salut untuk XL..

Untuk menelpon lintas operator, agak beda lagi perhitungannya. Dua (2) menit pertama, tarif yang dikenakan adalah Rp 25/detik. Selanjutnya sampai menit ke-10, tidak dikenakan tarif (gratis atau Rp 0). Lalu dimulai dari menit ke-10 dan selanjutnya, berlaku tarif Rp 10/detik. Untuk lebih jelasnya coba liat tabel dibawah.

Tarif diatas hanya baru berlaku mulai tanggal 5 Maret 2008 di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, Bali dan Lombok.

Walau demikian, gw baca berita ini dari website detik. Ketika gw coba mencari informasi resmi di website XL, tidak ditemukan info seperti di atas. Ya... mgkn karena tarif ini belum berlaku kali ya? Hehehe..

XL, yang memulai tarif murah per detik yang kemudian diikuti operator-operator lain, berharap skema tarif baru ini akan mengakhiri perang tarif atar provider jasa telekomunikasi selular basis GSM. Dengan demikian, menurut gw, XL telah mengklaim tarif XL adalah tarif paling murah dan tidak ada operator yang mampu bersaing dengan tarif ini. Benarkah? Kita lihat saja nanti..